Edukasi

Apa Itu Aerosol? dan Dampaknya Pada Perubahan Iklim

Jakarta, Beritamalamini.com Bagi sebagian orang yang masih awam, menganggap jika aerosol identik dengan apa yang biasa terdapat pada cat semprot, pembasmi serangga, atau zat serupa yang disemprotkan dari kaleng, padahal, aerosol sendiri merupakan partikel berupa cairan dan umumnya berupa padatan yang melayang di atmosfer yang ternyata berdampak besar pula pada perubahan iklim.

Aerosol atmosfer dapat terbentuk oleh tiupan angin pada daerah-daerah yang berdebu, atau melalui penguapan (evaporasi) sea-spray, ataupun melalui konversi dari beberapa gas yang dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan yang menjadi partikel-partikel yang lebih halus.

Aerosol bisa dihasilkan dari berbagai aktivitas atau proses terjadinya pun bisa dikarenakan oleh beberapa sebab, seperti asap dari kebakaran hutan, gas vulkanik, semburan air laut, hingga polusi udara.

Peran aerosol dalam ilmu iklim sangat kompleks, mengingat, jenis aerosol yang berbeda membuatnya memiliki efek yang berbeda pula.

Pada umumnya, partikel yang berwarna terang di atmosfer akan memantulkan sinar matahari yang masuk dan menyebabkan pendinginan, sedangkan partikel yang berwarna gelap menyerap sinar matahari dan membuat atmosfer menjadi lebih hangat.

Aerosol dari Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi yang sangat dahsyat mampu menyuntikkan gas hingga ke stratosfer, yaitu lapisan atmosfer yang dimulai sekitar 10.000 meter di atas kepala.

Adapun, gas belerang dioksida yang dikeluarkan oleh gunung berapi yang mengalami erupsi dapat menyatu dengan air di atmosfer dan membentuk partikel kecil yang dapat mengelilingi bumi dan mampu untuk bertahan di udara selama beberapa tahun, adapun, aerosol sulfat berwarna terang ini menghalangi sinar matahari yang masuk dan mendinginkan atmosfer.

Seperti dampak yang dihasilkan oleh letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 disebut NASA adalah contoh terbaru, dimana, sulfat dari letusannya mendinginkan atmosfer 0,4 hingga 0,5 derajat Celcius dan menjadikan tahun 1992 dan 1993 sebagai tahun terdingin dalam 35 tahun terakhir.

Polusi Udara Bantu Dinginkan Iklim Namun Tidak Berdampak Bagi Lingkungan

Pembakaran bahan bakar fosil melepas partikel sulfat dan sulfur dioksida (SO2), yang seperti aerosol vulkanik dapat memantulkan sinar matahari dan membuat atmosfer menjadi lebih dingin, akan tetapi, aerosol yang dihasilkan dari polusi udara tidak mampu menyebar terlalu tinggi di atmosfer, sehingga hanya bertahan selama tiga sampai lima hari.

Meski memiliki efek pendinginan pada bumi, namun polusi udara tidak ada manfaatnya bagi lingkungan atau kehidupan manusia, yang ada malah sebaliknya, polusi udara akibat bahan bakar fosil dianggap menjadi penyebab utama kematian dini bagi sekitar 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, pasalnya, partikel-partikel kecil yang dihasilkan selama pembakaran tersebut dapat terhirup dan menyebabkan asama, infeksi pernafasan, kanker paru-paru, dan juga penyakit jantung.

Adapun, hasilnya bisa kita rasakan sendiri pada saat terjadinya pandemi COVID-19, dimana saat itu hampir seluruh dunia menerapkan pembatasan perjalanan, alhasil, tindakan tersebut menunjukkan apa yang bisa terjadi jika manusia mengurangi polusi udara, yaitu udara yang lebih bersih pada Musim Semi 2020, namun sedikit pemanasan (antara 0,1 – 0,3 derajat Celcius) di beberapa wilayah.

Di waktu yang bersamaan, pengurangan polusi udara diperkirakan telah menyelamatkan hampir 11.000 nyawa di Eropa dan 77.000 nyawa di China.

Apa-Itu-Aerosol-dan-Dampaknya-Pada-Perubahan-Iklim
Apa-Itu-Aerosol-dan-Dampaknya-Pada-Perubahan-Iklim

Memicu Peningkatan Suhu Panas

Jelaga adalah aerosol berwarna gelap yang menyerap sinar matahari dan menghangatkan atmosfer, alhasil, pemanasan tambahan akan terjadi saat jelaga mengendap di salju dan es, menyebabkan pencairan lebih cepat, adapun, jelaga ini tersebut juga berperan besar atas 20% pemanasan global yang terjadi di dunia.

 

Kebakaran hutan, proses memasak, kegiatan industri, dan mesin diesel merupakan sumber utama penghasil jelaga, adapun, dengan mengurangi emisi jelaga akan memberikan efek pendinginan yang cepat di atmosfer sekaligus manfaat tambahan dalam meningkatkan kesehatan manusia.

Itulah sedikit penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan aerosol serta dampaknya yang dapat mempengaruhi iklim di sekitar. Semoga bermanfaat.

 

epry_IsMeNotYou

Saya adalah seorang penulis lepas yang lebih sering mengelola https://www.layananinternet.id/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *